Death Cross adalah istilah analisis teknis yang digunakan di pasar keuangan, khususnya dalam trading saham dan Forex. Itu terjadi ketika moving average jangka pendek melintas di bawah moving average jangka panjang.
Peristiwa ini diinterpretasikan sebagai sinyal bearish yang mengindikasikan potensi pembalikan tren menuju tren turun di pasar. Death Cross dianggap signifikan oleh banyak trader dan investor, dan sering digunakan sebagai dasar untuk membuat keputusan trading dan menyesuaikan strategi investasi.
Komponen Utama dari Death Cross
1. Moving average jangka pendek
Ini biasanya moving average 50 hari, yang dihitung dengan mengambil harga penutupan rata-rata aset selama 50 hari terakhir.
2. Moving average jangka panjang
Ini biasanya merupakan moving average 200 hari, yang dihitung dengan mengambil harga penutupan rata-rata aset selama 200 hari terakhir.
3. Titik crossover
Titik crossover adalah titik di mana moving average jangka pendek melintas di bawah moving average jangka panjang pada grafik harga.
4. Sinyal bearish
Titik crossover yang terbentuk dan diinterpretasikan sebagai sinyal bearish, yang menunjukkan bahwa harga aset kemungkinan akan terus cenderung turun.
5. Konfirmasi
Trader dan investor dapat menunggu konfirmasi Death Cross sebelum membuat keputusan trading. Konfirmasi ini dapat datang dalam bentuk tekanan jual yang meningkat, volume perdagangan yang lebih rendah, atau indikator teknis lainnya yang mengonfirmasi tren bearish.
Contoh Death Cross
Katakanlah moving average 50 hari untuk saham tertentu adalah $30, sedangkan moving average 200 hari adalah $35. Seiring waktu, harga saham cenderung menurun, dengan mengikuti moving average 50 hari.
Karena harga saham terus menurun, moving average 50 hari akhirnya melintas di bawah moving average 200 hari dengan harga $28. Ini adalah titik crossover dan memicu sinyal Death Cross.
Trader dan investor yang mengikuti grafik harga saham dapat menafsirkan Death Cross sebagai sinyal bearish, yang menunjukkan bahwa harga saham cenderung terus menurun. Mereka mungkin menggunakan informasi ini untuk menyesuaikan strategi investasi mereka, seperti menjual saham mereka atau shorting saham.
Dalam contoh ini, Death Cross adalah indikator teknis utama yang telah memberikan wawasan tentang arah pergerakan harga saham di masa depan.
Fase Death Cross
1. Fase Pre-cross
Pada fase ini, harga saham sedang tren turun, dan moving average jangka pendek (50 hari) mendekati moving average jangka panjang (200 hari) dari atas. Trader dan investor mungkin melihat ini sebagai tanda peringatan bahwa Death Cross sudah dekat dan mungkin mulai menyesuaikan posisi mereka.
2. Fase Cross
Fase cross terjadi ketika moving average jangka pendek melintas di moving average jangka panjang, memicu sinyal Death Cross. Ini adalah indikator bearish yang kuat yang dapat mendorong trader dan investor untuk menjual posisi mereka atau mengambil posisi jual pada aset.
3. Fase Post-cross
Mengikuti Death Cross, harga saham mungkin terus cenderung turun, mengarah ke fase post-cross. Trader dan investor akan memantau dengan cermat pergerakan harga saham, mencari tanda-tanda potensi pembalikan tren atau indikator teknis lainnya yang dapat mengonfirmasi tren bearish.