Pengertian Qualitative Monetary Easing
Qualitative Monetary Easing adalah salah satu instrumen kebijakan moneter yang digunakan oleh bank sentral suatu negara untuk merangsang perekonomian dan mengatasi kondisi ekonomi yang tidak menguntungkan. Kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan likuiditas dan peredaran uang di pasar dengan cara non-konvensional.
Dalam Qualitative Monetary Easing, bank sentral tidak hanya fokus pada pengaturan suku bunga seperti pada kebijakan moneter konvensional. Lebih dari itu, bank sentral juga berupaya untuk mempengaruhi sektor-sektor tertentu dalam perekonomian, seperti sektor perumahan, sektor usaha kecil menengah, atau sektor ekspor. Hal ini dilakukan dengan memberikan insentif khusus atau program stimulan.
Tujuan Qualitative Monetary Easing
1. Stimulasi Pertumbuhan Ekonomi
Salah satu tujuan utama dari Qualitative Monetary Easing adalah untuk merangsang pertumbuhan ekonomi. Dengan memberikan insentif dan kebijakan khusus pada sektor-sektor tertentu, diharapkan likuiditas di pasar meningkat, investasi meningkat, dan tingkat pengangguran dapat ditekan. Ketika bank sentral fokus pada sektor ekonomi yang strategis, seperti sektor usaha kecil menengah atau sektor properti, pertumbuhan ekonomi dapat didorong dengan lebih efektif.
2. Stabilitas Keuangan
Tujuan lain dari Qualitative Monetary Easing adalah untuk menciptakan stabilitas keuangan. Ketika kondisi ekonomi sedang menghadapi tekanan atau risiko krisis, bank sentral menggunakan kebijakan ini untuk mencegah atau meredam potensi gangguan dalam sistem keuangan. Dengan merangsang pertumbuhan sektor-sektor kunci, krisis keuangan dapat dihindari atau diredam sehingga stabilitas keuangan tetap terjaga.
3. Meningkatkan Akses Pembiayaan
Kebijakan Qualitative Monetary Easing juga bertujuan untuk meningkatkan akses pembiayaan bagi sektor-sektor yang memiliki peran penting dalam perekonomian. Dengan memberikan subsidi suku bunga atau merelaksasi persyaratan kredit, bank sentral berupaya agar lebih banyak pelaku usaha dapat mengakses pembiayaan dan mengembangkan usaha mereka. Hal ini berdampak pada peningkatan investasi dan aktivitas ekonomi yang lebih dinamis.
4. Mengatasi Deflasi
Jika suatu negara mengalami deflasi, yaitu penurunan umum harga barang dan jasa, Qualitative Monetary Easing dapat diimplementasikan untuk mengatasi masalah ini. Dengan memberikan insentif konsumsi dan investasi, kebijakan ini dapat mendorong permintaan dan mengangkat tingkat harga. Dalam situasi deflasi, kenaikan harga yang terkendali merupakan hal yang diinginkan untuk menghidupkan kembali perekonomian.
5. Mendukung Kebijakan Fiskal
Qualitative Monetary Easing juga bertujuan untuk mendukung kebijakan fiskal yang diterapkan oleh pemerintah. Ketika pemerintah menghadapi kesulitan dalam membiayai program-program pembangunan atau stimulus ekonomi, bank sentral dapat memberikan dukungan melalui kebijakan moneter yang lebih fleksibel. Kolaborasi antara kebijakan moneter dan fiskal dapat mengoptimalkan upaya mengatasi masalah ekonomi secara holistik.
Contoh Qualitative Monetary Easing
1. Program Subsidi Suku Bunga Kredit Usaha Kecil Menengah
Salah satu contoh penerapan Qualitative Monetary Easing adalah melalui program subsidi suku bunga untuk kredit usaha kecil menengah (UKM). Dalam situasi ekonomi yang sulit, bank sentral dapat memberlakukan subsidi suku bunga bagi sektor UKM guna mendorong mereka untuk mengambil pinjaman dan mengembangkan usaha. Dengan demikian, likuiditas di pasar meningkat, dan pertumbuhan ekonomi di sektor UKM dapat terjaga.
2. Relaksasi Persyaratan Kredit Perumahan
Contoh lain dari Qualitative Monetary Easing adalah dengan merelaksasi persyaratan kredit perumahan. Ketika pasar properti mengalami penurunan, bank sentral dapat mengurangi persyaratan yang ketat untuk mendapatkan kredit perumahan. Dengan begitu, lebih banyak masyarakat dapat membeli rumah, meningkatkan permintaan di sektor properti, dan menghidupkan kembali pasar konstruksi.
3. Insentif Ekspor
Qualitative Monetary Easing juga dapat diimplementasikan melalui insentif ekspor. Ketika negara menghadapi defisit perdagangan, bank sentral dapat memberikan insentif khusus bagi perusahaan yang berkontribusi dalam meningkatkan ekspor. Hal ini diharapkan akan meningkatkan pendapatan negara dari sektor ekspor dan memperbaiki neraca perdagangan.