Blockchain adalah teknologi dengan konsep "rantai dari blok" yang mengandung data-data yang saling terkait satu sama lain. Ini memungkinkan terciptanya database yang terdistribusi dan terdesentralisasi, yang bisa digunakan untuk merekam dan memverifikasi transaksi atau informasi secara aman, dapat dipercaya, dan transparan. Dalam konteks aset kripto, blockchain berfungsi sebagai buku besar digital yang mencatat semua transaksi di jaringan tersebut. Setiap transaksi dicatat dalam blok, lalu dikirim ke jaringan untuk divalidasi oleh node-node.
Pada Blockchain, terdapat istilah node, yaitu perangkat yang terhubung ke jaringan Blockchain dan berperan dalam menjaga, mengkonsolidasikan, memverifikasi, dan menambahkan transaksi baru ke jaringan. Node terbagi menjadi dua jenis:
- Full Node yang menyimpan seluruh riwayat transaksi.
- Light Node yang menyimpan data transaksi yang diperlukan.
Kedua node ini memainkan peran penting dalam menjaga integritas data dan menjalankan proses dalam jaringan Blockchain.
Sejarah Blockchain
Perkembangan Blockchain dimulai pada tahun 1991 ketika para ilmuwan komputer mengusulkan gagasan penggunaan kriptografi untuk menciptakan buku besar terdistribusi yang tidak dapat diubah. Namun, teknologi pada masa itu belum mendukung konsep tersebut. Pada tahun 2008, seorang individu atau kelompok anonim dengan nama Satoshi Nakamoto merilis whitepaper yang menjelaskan teknologi Blockchain dan aset digital Bitcoin. Pada tahun 2009, Bitcoin resmi diluncurkan sebagai aset digital pertama yang menggunakan teknologi Blockchain.
Beberapa tahun berikutnya, hanya sedikit orang yang mengetahui dan menggunakan Bitcoin. Namun, pada tahun 2013, popularitas Bitcoin mulai meningkat, sehingga minat terhadap teknologi Blockchain juga meningkat. Sejak saat itu, Blockchain mulai diterapkan di berbagai bidang. Pada tahun 2017, Initial Coin Offering (ICO) muncul sebagai cara populer untuk mengumpulkan dana bagi proyek Blockchain baru. Hingga saat ini, teknologi Blockchain terus berkembang dengan potensi yang belum sepenuhnya terealisasi. Diharapkan, Blockchain akan semakin berkembang dan digunakan di berbagai bidang lain di masa depan.
Perbedaan Blockchain Dengan Cryptocurrency
Blockchain dan cryptocurrency memiliki hubungan erat tetapi juga memiliki perbedaan yang signifikan dalam ekosistem teknologi finansial. Blockchain adalah dasar teknologi yang menyediakan transparansi dan keamanan dalam transaksi digital. Ini beroperasi dengan prinsip terdesentralisasi, memungkinkan catatan transaksi yang terenkripsi dan dikunci secara aman, diakses oleh banyak node atau komputer dalam jaringan. Di sisi lain, cryptocurrency adalah hasil langsung dari implementasi blockchain dalam bentuk mata uang digital. Cryptocurrency menggunakan teknologi kriptografi untuk mengamankan transaksi, mengatur penciptaan unit baru, dan memfasilitasi pertukaran nilai dalam jaringan blockchain.
Meskipun seringkali disebutkan bersama, penting untuk memahami perbedaan esensial antara blockchain sebagai infrastruktur teknologi dan cryptocurrency sebagai aset digital. Ini penting untuk menggali potensi dan manfaat keduanya dalam konteks finansial dan teknologi.
Cara Kerja Blockchain
- Inisiasi Transaksi: Pengguna memulai permohonan transaksi dalam jaringan Blockchain.
- Penyampaian ke Node: Permohonan transaksi disiarkan ke jaringan P2P, yang terdiri dari komputer-komputer yang disebut node.
- Validasi Transaksi: Node dalam jaringan Blockchain memvalidasi transaksi sesuai dengan protokol yang digunakan.
- Pemeriksaan dan Validasi: Transaksi harus diterima dan divalidasi oleh jaringan, memastikan kepatuhan terhadap aturan Blockchain.
- Pembentukan Blok Data:
Transaksi yang telah divalidasi dimasukkan ke dalam blok data. - Penambahan ke Blockchain: Blok data baru ditambahkan ke rantai blok atau Blockchain yang ada.
- Penyelesaian Transaksi: Transaksi selesai dan dicatat di Blockchain, tidak dapat diubah dan dapat diakses oleh semua node dalam jaringan.
Keunggulan Teknologi Blockchain
Keterbukaan
Setiap transaksi dalam jaringan Blockchain dicatat dalam buku besar yang didistribusikan ke semua node, memungkinkan akses data transaksi oleh siapa saja yang terhubung ke jaringan.
Keamanan
Blockchain menggunakan teknologi kriptografi untuk melindungi integritas data transaksi, mencegah perubahan atau penghapusan data. Struktur desentralisasi juga meningkatkan keamanan jaringan, sehingga sulit untuk diarahkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
Desentralisasi
Dalam Blockchain, tidak ada keterlibatan pihak ketiga dalam proses transaksi, memberikan efisiensi dan kontrol yang lebih besar kepada pengguna.
Efisiensi
Dengan eliminasi pihak ketiga, proses transaksi dalam Blockchain menjadi lebih cepat dan lebih murah.
Immutability
Data transaksi dalam Blockchain tidak dapat diubah atau dihapus, menjamin integritas dan kebugaran data yang disimpan dalam jaringan.
Perkembangan dan Masa Depan Blockchain
Perkembangan Terbaru
Dalam beberapa tahun terakhir, terjadi kemajuan yang berarti dalam teknologi Blockchain.
Perusahaan-perusahaan dan sektor-sektor seperti logistik, energi, dan rantai pasokan telah mulai mengeksplorasi potensi teknologi ini.
Perusahaan-perusahaan besar juga telah mulai mengembangkan proyek-proyek Blockchain mereka sendiri, bahkan beberapa pertemuan dengan perusahaan-perusahaan teknologi untuk menyebarkan potensi teknologi ini.
Arah Perkembangan Masa Depan
Di masa mendatang, teknologi Blockchain diharapkan terus berkembang, membuka pintu bagi penerapan yang lebih luas di berbagai industri.
Perkembangan yang diantisipasi termasuk peningkatan efisiensi dan transparansi dalam proses bisnis, serta peningkatan keamanan dan privasi dalam transaksi.
Beberapa Kasus Penggunaan Blockchain
Manajemen Aset Digital:
Blockchain berfungsi sebagai fondasi teknologi untuk menyimpan dan mengesahkan transaksi aset digital, seperti yang terjadi dalam pembelian aset kripto di platform seperti INDODAX. Setiap transaksi yang terjadi direkam dalam blok dan diverifikasi oleh jaringan, memastikan kevalidan dan keamanan transaksi.
Rantai Pasokan:
Dalam rantai pasokan, Blockchain dapat digunakan untuk melacak setiap tahapan proses, mulai dari pemasok bahan baku hingga pengiriman dan penjualan produk. Ini meningkatkan transparansi dan efisiensi dalam manajemen rantai pasokan.
Integrasi Internet of Things (IoT):
Blockchain mendukung integrasi Internet of Things (IoT) dengan menyimpan data yang dihasilkan oleh perangkat IoT. Hal ini memungkinkan pengendalian perangkat, menjaga integritas data, dan melindungi privasi pengguna.
Identifikasi Digital:
Dalam identifikasi digital, Blockchain menyimpan informasi identitas dan otentikasi untuk transaksi online. Sistem yang terdistribusi ini juga meningkatkan keamanan dan privasi data dengan membuatnya sulit untuk dimanipulasi oleh pihak yang tidak sah.
Kesimpulan
- Blockchain adalah teknologi yang memungkinkan pencatatan dan penyimpanan data dalam sistem terdistribusi.
- Sejarah Blockchain dimulai pada tahun 1991 ketika seorang ilmuwan komputer mempertimbangkan penggunaan teknologi kriptografi.
- Teknologi Blockchain menawarkan berbagai keunggulan, termasuk transparansi, keamanan, desentralisasi, efisiensi, dan ketidakberubahannya.